Nadi Lombok: Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI, Tomsi Tohir, memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Inflasi mingguan yang dilakukan melalui Zoom Meet bersama seluruh kepala daerah di Indonesia pada Senin , (11/11/2014).
Dalam rapat tersebut, ia menekankan pentingnya pengawasan terhadap kenaikan harga bahan pangan yang menjadi salah satu penyebab utama inflasi di berbagai wilayah.
Asisten II Setdakab Lotim, Ahmad Masfu’ mewakili Pj. Bupati Lombok Timur turut hadir mengikuti Rakor bersama seluruh kepala Daerah lainnya. Dalam pertemuan itu, Tomsi Tohir meminta para kepala daerah untuk fokus pada dua aspek utama kenaikan harga bahan pangan yang menjadi kontributor utama inflasi dan penetapan harga eceran tertinggi (HET) di seluruh wilayah.
“Semua pihak di daerah tetap fokus pada upaya menjaga stabilitas harga bahan pangan,” katanya.
Selain itu, Tohir juga menyoroti tentang pengawasan harga eceran tertinggi (HET) di seluruh wilayah di Indonesia. Ia meminta setiap kepala daerah untuk memastikan penerapan HET dapat berjalan efektif dan menjanjikan secara konsisten. Hal ini, menurutnya, merupakan langkah krusial dalam mencegah kenaikan harga yang tidak wajar, terutama pada strategi komoditas pangan yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
“Pemerintah daerah perlu memperkuat koordinasi dengan distributor dan pengecer untuk memastikan ketersediaan pasokan bahan pangan, terutama menjelang periode akhir tahun yang seringkali mengalami permintaan yang tinggi,” ucapnya.
Ia juga mengingatkan kembali kepada semua Kepala Daerah di Provinsi maupun Kab/kota dengan nilai inflasi diatas 1,7% untuk mengecek kembali seluruh barang yang mengalami kenaikan harga. Meski demikian ia tetap mengapresiasi Provinsi dan kab/kota yang mengalami penurunan IPH tertinggi di Indonesia.
” Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS), secara (y-to-d,%) pada Oktober 2024, secara bulanan Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,085 setelah lima bulan sebelumnya deflasi.dibandingkan dengan akhir tahun lalu, pada Oktober ini inflasi tahun kalender sebesar 0,82%. Komoditas yang sering memberikan andil inflasi bulan Januari-Oktober 2024 berasal dari sigaret kretek mesin, emas perhiasan, kopi bubuk, daging ayam ras, ikan segar, beras, dan bawang merah. Sementara Komoditas yang sering memberikan andil deflasi bulan Januari-Oktober 2024 antara lain tomat, cabe merah, telur ayam ras, cabai rawit, daging ayam ras, dan tarif angkutan udara,” ungkapnya.
Adapun tingkat pengendalian inflasi daerah pada M1 Nov 2024, tingkat Inflasi Provinsi NTB sebesar 1,44% dg IPH 0,12%. Sementara tingkat IPH Lombok Timur sebesar -0, 52% ( urutan ke 7 se-NTB, dan 202 se-Indonesia), dengan komoditas penyumbang perkembangan harga berasal dari Cabe Rawit ( -1,1340), Cabe Merah ( -0, 0465 ), dan Telur Ayam Ras ( -0, 0227 ).
Rakor ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam pengendalian inflasi nasional. Dengan adanya arahan dari Sekjen Kemendagri, pemerintah daerah diharapkan mampu melakukan langkah-langkah konkret dalam pengendalian harga dan menjamin kestabilan perekonomian di seluruh wilayah Indonesia.
